Oleh: Mbah (‾ϖ‾) Dukun | Juni 15, 2009

Pemilu Iran Diwarnai Kecurangan Besar ?

kalau Curang artinya Ahmadinejad telah berkhianat pada rakyat iran!

Kecurangan Kecil Dalam Setiap itu wajar tapi …

Ya wajar bila partai yang sedang berkuasa di pemerintahan memilki keunggulan dibanding partai oposisi dan kecurangan kecil di saat menjelang dan selama pemilu itu wajar terjadi. Hanya saja umumnya kecurangan-kecurangan kecil tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan dalam penghitungan hasil akhir pemilu. Hanya saja bila kecuranganya dilakukan secara terang2an apalagi sampai melakukan manipulasi hasil penghitungan suara secara besar besaran maka sudah barang tentu hal tersebut akan diketahui oleh publik terutama partai oposisi yang merasa dicurangi.

Kejanggalan Pemilu dan Penurunan popularitas Ahmadinejad

Menjelang pemilu akses internet di Iran yang biasanya bebas menjadi dibatasi, salah satunya yang menjadi korban siapa lagi kalau bukan facebook. Kampanye partai oposisi pun kerap dilarang. Kelompok pemuda-pelajar dilarang melakukan pemantauan pemilu secara langsung. Hal yang sama tidak perlu ditanyakan kepada pemantau indepeden asing.

Ahmadinejad memang terkenal vokal, namun bagi kelompok anti israel dan barat memang hal ini cukup populer. Tetapi tidak pada kelompok moderat dan mereka yang memiliki visi ekonomik ke depan. Pidato Ahmadinejad yang cenderung ceplas ceplos dan provokatif membuat iran menjadi terisolasi dari pergaulan internasional. Tidak sedikit yang menganggap Ahmadinejad hanya mewakili aspirasi kelompoknya semata ketibang mewakili rakyat Iran keseluruhan.

Seorang Pemimpin yang terpilih atas dasar kecurangan tidak akan sukses dan bertahan lama

Kita bisa lihat usaha AS dalam menjatuhkan Hugo Chavez awal millenium ini, baik referendum maupun kudeta, kendati sempat berhasil namun berkat people power Chavez mampu kembali berkuasa. Begitu juga George W Bush yang awal masa pemerintahanya berhasil mengalahkan Al Gore dengan cara melakukan manipulasi media dan kembali lagi pada tahun 2004 menggunakan cara yang sama dengan mengandalakan isu “Terror Alert” Kendati berhasil berkuasa selama 2 periode akibatnya sangat mahal, ekonomi AS hancur total.

Protes ratusan ribu orang di Teheran menandakan instabilitas politik akibat efek dari pemilu tersebut. Bahkan pemimpin tertinggi spiritual Iran meminta pendukung partai oposisi dan Mousavi melakukan tindakan hukum resmi lewat jalur hukum yang ada. Yang jelas jika kelak terbukti Ahmadinejad melakukan kecurangan yang akan sangat dirugikan adalah rakyat iran. Disamping instabilitas politik kredibilitas Iran pun patut dipertanyakan. Efeknya posisi tawar iran baik di dunia internasional dan di regional akan melemah. Yang patut disalahkan disini tentunya siapa lagi kalau bukan pihak yang berbuat kecurangan tersebut!

NOTE : Ini bukan blog Agama, sehingga pembahasan yang menyangkut isu Sunni – syiah akan dihapus!

Oleh: Mbah (‾ϖ‾) Dukun | Mei 11, 2009

(update) Demi Tegakan Hukum, Iran Bebaskan Roxana Saberi

Nampaknya setelah mendapat sorotan dan tekanan dari presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sendiri, akhirnya  pengadilan iran memutuskan untuk membebaskan Roxana dari segala macam tuduhan. Pasalnya pengadilan iran sendiri mengakui bahwa tidak cukup bukti untuk memvonis Roxana dengan tuduhan apapun. Nampaknya hal ini merupakan contoh cukup positif bagi sistem peradilan dimanapun juga. Meski harus melalui intervensi Ahmadinejad langsung nampaknya faktor “kebenaran dan keadilan” mampu mengalahkan “rasa gengsi” lembaga peradilan iran untuk pada akhirnya mengakui bahwa wartawati AS tersebut tidak bersalah. Perang dingin antara AS dan Iran saat iniyang dimotori oleh Obama vs Ahmadinejad mengingatkan kita pada masa perang salib terdahulu dimana King Richard vs Sultan Salahudin,  kedua pemimpin mampu bermain cantik dan bertindak ksatria dimana nilai pertempuran dan rules of enggagement mampu dipegang teguh kedua belah pihak dan membuat kisah konflik memiliki romantisme tersendiri.   

Tuduhan Spionase pada Jurnalis itu Wajar, tapi …

Hukuman 8 tahun bagi pelaku tindakan spionase itu termasuk sangat ringan karena pada umumnya pelaku tindakan tersebut biasanya diganjar hukuman seumur hidup atau hukuman mati!  Tetapi tidak untuk Roxana Saberi 31 tahun. Jurnalis dan Koresponden CNN keturunan Iran berkewarganegaraan AS ini mendapat vonis tersebut dikarenakan sang jaksa beberapa kali mengganti tuntutanya. Dari semula dikarenakan ia Bekerja dengan kartu jurnalis kadaluarsa, kemudian dirubah dengan alasan tidak mengenakan jilbab sebagaimana mestinya (negara berbasis theokrasi umumnya mengatur budaya penduduknya dengan ketat) lalu dirubah lagi dengan tuduhan membeli minuman keras (negara Islam melarang penduduknya mengkonsumsi minuman tersebut, sekalipun mereka beragama non islam) dan pada akhirnya tuduhan sebagai Spionaselah yang digunakan. 

Keputusan Tersebut merupakan tindakan kontra produktif 

Di saat pemerintahan baru  AS mendapat berbagai simpati, diantaranya usaha Obama memperbaiki hubunganya dengan Kuba dan Venezuella, Pengadilan Iran justru membuat blunder dengan jatuhnya vonis tersebut. Kendati presiden Iran Ahmadinejad meminta pengadilan bertindak seadil adilnya namun terkesan karena  bergonta-gantinya tuduhan terhadap Roxana Saberi membuat dunia curiga pada putusan pengadilan Iran tersebut. Pasalnya terbaca dengan jelas bahwa pergantian tuntutan oleh jaksa dilakukan untuk mendapat vonis terberat dan mendapatkan perhatian dunia internasional Biasanya jika seseorang dituduh sebagai Spionasi umumnya dari awal tuntutan yang dituduhkan kepadanya adalah Spionase alias straight to the point. Agaknya ini merupakan PR bagi pemerintah Iran agar memastikan sistem peradilan negaranya, karena isu tersebut sangat sensitif dan dapat mempengaruhi kredibilitas Iran di dunia intenasional. 

Link : Ressay

geert-wilders

Di deportasi dari Inggris, karena ingin melakukan provokasi SARA

Wilders berusaha memanfaatkan Demokrasi demi tujuan Provokasi

Dengan dikawal oleh satuan kepolisian inggris Gert Wilders di antar hingga memasuki dan duduk di kursi pesawat British Midland. Politikus sayap kanan belanda ini memang sudah sejak awal ditolak kehadiranya di inggris. Tujuan utama kedatangan Wilders ke Inggris disinyalir menjadi alasan kenapa ia di tolak dan di cekal untuk memasuki Inggris. Meski dengan dalih “kebebasan berbicara dan demokrasi” namun karena dianggap (dan pastinya) akan merusak keharmonisan antar etnis dan agama  di inggris maka keputusan pemerintahan Gordon Brown tetap tegas, yaitu menolak kehadiranya, meski sebelumnya pemerintah Belanda sempat melakukan lobi.

Penghianatan Wilders Terhadap Demokrasi pantas untuk Ditindak

Melakukan penghinaan dan provokasi SARA dengan dalih kebebasan berbicara merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap demokrasi. Nampaknya ia  mencoba memanfaatkan alasan Demokrasi demi usahanya melakukan provokasi. Perbuatan Wilders sendiri tidak jauh berbeda dengan perbuatan Amrozi cs, yaitu memanipulasi agama demi melakukan pembenaran atas tindakan terorisme. Sebuah contoh baik dan patut ditiru bagi negara demokrasi lainya untuk tetap menjaga demokrasi seutuhnya dan bebas dari pihak yang mencoba berbuat kejahatan dan instabilitas dengan dalih demokrasi.

done1

Serangan Israeli Defense Force terhadap penduduk sipil di Gaza kini bukan lagi merupakan permasalahan menyangkut sentimen Agama (Yahudi-Islam) ataupun perang rasial (Yahudi-Arab) namun merupakan sebuah tindakan yang menodai nilai nilai kemanusiaan.

Korban Sipil dari berbagai suku bangsa dan agama

Sebuah kesalahan besar bila menganggap korban serangan Israel hanyalah umat muslim pendukung Hamas, tetapi mereka yang menjadi korban adalah berbagai etis dari berbagai penganut agama tidak hanya Islam, tetapi juga Kristen Katolik, Protestant dan penganut agama laionya yang bermukim di Gaza.

Sehingga tidak mengherankan bahwa kecaman datang tidak saja datang dari kelompok yang bersebrangan dengan amerika seperti Iran, Syria dan Venezuela tetapi kecaman juga datang dari negara Prancis, Jerman, Indonesia sampai Russia. Bahkan kecaman tersebut juga datang dari warga AS sendiri!

Jika Instalasi Militer dan Infrastruktur Hamas yang diserang itu Tidak Masalah

Dalam peperangan atau agresi militer, selama yang diserang adalah infrastruktur dan instalasi militer yang di serang bukanlah merupakan sebuah kejahatan, tetapi bila serangan tersebut dilakukan terhadap pihak non kombatan  (Pria, wanita dan anak anak tak bersenjata) adalah merupakan sebuah kesalahan, dan merupakan sebuah kejahatan perang bahkan bisa dikategorikan usaha genosida. Dalam hal ini Israel telah melakukanya. Jika saja yang diserang israel adalah geriliawan Hezbollah, Brigadir martir maupun Pengikut Hamas itu tidak masalah, tetapi apa yang dilakukan IDF adalah menyerang infrastruktur sipil warga palestina yang belum tentu merupakan simpatisan hamas.

Dunia Mengecam, Iran Realistis, Liga Arab malah diam !

Kecaman yang datang justru berasal dari Venezuela, Syria, Iran dan negara sekuler dan sub sekuler lainya seperti Indonesia, Rusia, Pakistan hingga Prancis. Tetapi negara arab teluk dan anggota liga arab seperti Saudi Arabia, Qattar, UAE dan Kuwait justru terlihat hanya setengah hati mengecam tindakan kejahatan perang Isreal tersebut. Hal ini dimaklumi karena meski memiliki kemampuan finansial tetapi negara liga arab memiliki hubungan erat dengan AS dan ketegantungan ekonomi yang sangat besar dengan negara adidaya tersebut. Sehingga wajar daripada meresikokan negaranya sendiri mereke cenderung mengambil sikap seadanya.

Iran sendiri yang selama ini menjadi negara paling vokal di wilayah timur tengah justru bersikap realistis. Meski dinilai memiliki kekuatan untuk mengimbangi Israel tetapi Iran enggan terlibat langsung dalam konflik tersebut. Agaknya hal ini didasari pertimbangan bahwa kekuatan dan pengaruh iran secara regional akan terus terjaga selama tetap menjadi “negara berkekuatan potensial” ketibang berjudi untuk berperang melawan Israel secara frontal dengan resiko menjadi negara dominan  atau justru dipermalukan secara militer oleh Israel.

Oleh: Orang Aneh | Desember 18, 2008

Musuh Amerika Paling Sukses !

muntadar-al-zaidi1

Bukan  Ahmadinejad, Kim jong il, Chavez atau Putin

Mungkin mendengar nama nama di atas kita langsung terhubung dengan tokoh besar yang menjadi musuh AS. tetapi apakah mereka pernah berperang melawan AS secara langsung ? Tidak! apakah mereka berhasil menyerang dan mempermalukan AS secara langsung ? Juga tidak! Padahal mereka didukung oleh berbagai persenjataan maupun kemampuan ekonomi yang tidak kalah kuat dibanding AS. Hanya saja baik mereka dan AS tidak pernah saling serang secara langsung.

Al Zaidi … Ini Dia … Mantaap ! (sayang cuma sepatu, coba batu)

seorang wartwan dari stasiun berita kecil justru menjadi satu satunya orang asing yang sukses menyerang AS langsung kepada presidenya. Dua kali ia berhasil melempar sepatu ke arah Georg W Bush. Sayang keduanya meleset, lagi pula yang ia lemparkan hanya sebatas sepatu, coba bila ia melemparkan batu atau granat,  pastinya ia tidak sekedar menjadi penyerang AS paling sukses tetapi juga mengabulkan keinginan 90% penduduk bumi ini! Sekali lagi, selamat untuk Al Zaidi atas kesuksesanya menyerang George W Bush!

Oleh: Orang Aneh | Desember 10, 2008

Alasan Klise Simpatisan – Pembela Aksi Terorisme

beslan

Tentara Russia menyelamatkan Korban penyanderaan di Beslan dari tangan Teroris Chechnya

Pelaku Kejahatan Kemanusiaan Kok Dibela ?

Tindakan pemaksaan kehendak dengan menggunakan kekerasan kini semakin sering terjadi. Pelaku dan tindakanya pun beragam. Mulai dari perseorangan, ormas hingga sebuah negara. Aksi mereka pun beragam mulai dari sekedar kekerasan menggunakan senjata, pengeroyokan, penyanderaan, pemboman hingga serangan masal menggunakan kekuatan militer secara canggih. Umumnya mereka melakukan hal tersebut dengan mengatasnamakan kebenaran baik dari sisi agama, ideologi hingga kepentingan masyarakat global. Tetapi anehnya kadang kala masih banyak masyarakat yang membenarkan aksi pemaksaan dengan cara meneror tersebut.

Bila Pelakunya Negara atau otoritas resmi …

Ya siapa lagi kalo bukan Amerika Serikat terhadap rakyat Iraq. Dengan alasan menjaga keamanan regional mereka melakukan serangan pre-emptive ke Iraq. Dengan menggunakan tampeng membawa panji demokrasi mereka menghancurkan tatanan kehidupan rakyat iraq, yang sebenarnya sudah demokrasi dan terbukti mampu memberi kemakmuran dan kesejahteraan meski tetap berada dibawah bayang bayang Saddam Husein.

Penghianatan Terhadap Makna Demokrasi dan Liberalisme

Tetapi tetap saja banyak masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari dataran Eropa, Amerika hingga jazirah Arab sekalipun mendukung serangan tersebut. Mereka membenarkan karena menganggap Iraq berada di bawah kekuasaan diktator Saddam Husein. Padahal mereka tidak menyadari bahwa agresornya (Amerika,Inggris dan Australia) adalah negara yang tidak mengindahkan asas kebebasan liberalisme paling dasar, yaitu kebebasan memilih! Dan pendukung serangan ke Iraq tersebut lebih parah lagi, yaitu Saudi Arabia dimana pemilu saja tidak ada! Jangankan demokrasi persamaan Ham antara pria dan wanita saja tidak berlaku. Dan kok bisa bisanya mereka menganggap Iraq berada dibawah kekuasaan tirani?

Bila Pelakunya Ormas dan Kelompok Teroris …

Pembantaian wanita dan anak anak sekolah di daerah Beslan Russia, Peristiwa 9-11, Peledakan Bom Bali, Pembantaian Mumbai hingga kekerasan di Monas merupakan contoh segar bagaimana berutalnya tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama dan perintah Tuhan. Karena ketidak mampuan teroris tersebut dalam menghadapi militer, mereka mengarahkan serangan mereka kepada rakyat sipil tidak bersenjata dan berdosa. Korban yang berjatuhan  jumlahnya banyak dan mayoritas dari kalangan wanita dan anak anak. Tetapi gilanya masih saja banyak kelompok masyarakat yang memaklumi dan bersimpati pada pelakunya (bukan korbanya) dengan alasan yang lebih tidak masuk akal, bahkan menjadikan pelaku tindakan biadab tersebut sebagai orang suci dan pahlawan.

Atas Nama Rakyat Palestina Semua Boleh Dibunuh …

Umumnya mereka beralasan, tindakan tersebut wujud pembalasan dari penindasan yang dialami rakyat palestina oleh orang rezim yahudi. Wuih! Hebat betul! Jadi jika tentara IDF menyerang warga palestina maka warga  sipil Rusia boleh di sandera, untuk kemudian di bantai. Jika seorang anak palestina tewas oleh Mossad maka ratusan rakyat sipil di bali boleh di bom. Terakhir jika terjadi serangan di Gazza maka 195 orang di Mumbai boleh di bantai secara brutal! Sungguh alasan yang mengada ngada. Jika memang terjadi kekerasan oleh kelompok Zionis terhadap rakyat palestina kenapa nggak langsung saja menyerang Israel ? Jika memang benci dengan pemerintah AS kenapa nggak langsung aja menyerbu membom armada ke 7 AL AS di Pasifik? Kenapa harus melampiaskan kepada rakyat sipil? Toh serangan terhadap instalasi militer rasanya dapat dimaklumi oleh komunitas global. Ah ya saia baru ingat, bahwa mereka yang katanya mendapat langsung SK dari Tuhan tidak memiliki kemampuan menyerang instalasi militer atau memulai konflik secara ksatria.

Oleh: Orang Aneh | November 19, 2008

Penghinaan Berbau SARA = Terorisme Menggunakan Adu Domba

Apapun Alasanya Menghina Keyakinan Seseorang Merupakan Pelanggaran HAM

Menghina suku bangsa dan warna kulit merupakan sebuah kejahatan, apapun warnanya, bangsanya dan sukunya merupakan perbuatan yang tidak terpuji bahkan dapat menimbulkan tindakan kekerasan. Tidak berbeda dengan perbuatan menghina keyakinan seseorang. Apapun alasanya hal tersebut tidak bisa dibenarkan mengingat pilihan seseorang untuk memeluk, memilih hingga berpindah keyakinanya merupakan bagian dari HAM. Sehingga menghina keyakinan seseorang sama saja seperti memaksakan keyakinan terhadap individu lain adalah perbuatan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Penghinaan Terhadap SARA merupakan wujud lain dari bentuk Provokasi Terorisme

Belum tentu pihak yang melakukan penghinaan merupakan pihak lawan, bisa jadi mereka yang melakukan penghinaan terhadap SARA justru merupakan kelompok ekstrimis yang menginginkan terjadinya konflik secara vertikal dan meluas dimasyarakat, untuk kemudian mereka mendapat pembenaran dalam melakukan tindakan kekerasan lanjutan. Agaknya hal ini patut dipahami dengan kepala dingin bahwa tidak semuanya berwarna hitam dan putih, karena justru dibalik itu semua kadang terdapat konspirasi oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan baik secara moral ataupun material dibelakang konflik yang terjadi di masyarakat.

Merangkul dan memperbanyak Sekutu kunci mengalahkan Teroris Fundamentalis

Tidak seperti negara ataupun kelompok militer. Terorisme memiliki bentuk yang jauh berbeda, kendati pergerakanya dapat di hentikan melalui oprasi militer baik sekala taktis ataupun strategis pada dasarnya untuk benar benar mematikan terorisme bukanlah melalui oprasi militer tetapi justru pada sektor Intelijen, sosial dan ekonomi.

Tetapi Hal ini justru tidak dilakukan oleh Amerika Serikat selaku penggagas War on Terror. Mereka hanya bergantung pada oprasi militer semata, bahkan mereka seringkali mengesampingkan peran dunia internasional khususnya negara penyokong. Padahal faktor inilah yang menjadi nilai krusial dalam upaya memenangkan global on Terror.

Kenapa Faktor Ekonomi Begitu Krusial ?

Ekonomi, seolah menjadi faktor sekunder dalam sendi kehidupan manusia. Konon mereka menomorsatukan Agama dimbanding ekonomi, Cinta dibanding ekonomi hingga faktor Kesehatan berada di depan ekonomi. Hal ini bisa menjadi acuan menarik. Memang dalam jangka sangat pendek hal ini benar adanya. Tetapi dalam jangka panjang? Banyak orang menjadi frustasi karena permasalah ekonomi dan kemudian kehilangan keyakinan pada agamanya atau sebaliknya berubah menjadi seseorang ekstrimis. Kasus lain lebih jamak lagi, cinta menghilang ataupun berpindah karena faktor ekonomi yang berbicara. Hal yang sama juga berlaku dari segi kesehatan dimana gizi maupun pengobatan amat sangat bergantung pada faktor ekonomi. Hal ini setidaknya membuktikan bahwa betapa krusial faktor eknomi dalam sendi kehidupan manusia.

Pemberdayaan Ekonomi, Sosial Yang Diawasi oleh Pemerintah

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi di masyarakat secara merata, serta merta membuat masyarakat terutama dari kalangan bawah sampai menengah bawah yang umumnya memiliki kondisi ekonomi labil akan terfokus dalam aktivitas ekonomi yang konstruktif.

Dengan berjalanya pertumbuhan ekonomi secara otomatis perangkat penunjang primer baik jangka pendek maupun jangka panjang  juga akan berfungsi sebagai mana mestinya. Lembaga kesehatan akan berfungsi optimal,  lembaga pendidikan formal pun akan mendapatkan kembali antusisasme dari masyarakat yang konon selama ini hilang akibat diambil peranya oleh sektor lembaga pendidikan non formal dengan standar ajaran yang jelas.

Permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat sendiri yang kerap terjadi pada dasarnya bukan dikarenakan faktor merosotnya nilai moral dan budaya nusantara yang menurun. Tetapi justru diakibatkan karena keputus asaan masyarakat dikarenakan permasalahan ekonomi. Banyak yang memilih mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan kriminal ataupun yang berkaitan dengan topik ini adalah menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan didalam kehidupan berikutnya. Tidak jauh dari pelaku kriminal lainya konon yang seperti ini ingin menggapainya melalui jalan pintas yang mereka anggap benar, ya tak lain adalah tindakan terorisme berkedok agama.

Posisi pemerintah adan aparat baik militer dan hukum sendiri memiliki peran besar dalam pengawasan sektor sosio-ekonomi. Khususnya didalam masalah terorisme pihak pengajar atau sektor pendidikan pun harus diawasi dengan seksama. Baik metode ajaranya hingga  visi misi yang mereka anut. Karena fakta dilapangan berbicara bahwa lembaga pendidikan baik sekolah maupun madrasah dan pesantren merupakan pabrik dari para teroris. Sehingga amat penting bagi pemerintah dan aparat untuk memberi pengarahan, pengawasan ataupun menindak bagi para pendidik seperti Ustad, guru ataupun para pengajarlainnya apa bila apa yang mereka ajarkan sudah melenceng dari apa yang seharusnya mereka ajarkan. Toh pada dasarnya lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Pembangunan Ekonomi Global dalam Memerangi War on Terror

Apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah penghancuran ekonomi global. Walaupun belakangan mereka yang terkena imbasnya sesungguhnya karena faktor inilah yang menyebabkan timbulnya terorisme global. Bila suatu negara dihancurkan ekonominya baik karena serangan militer ataupun Embargo ekonomi yang terjadi adalah kemiskinan secara masal. Lama kelamaan irrasionalitas di dalam masyarakat pun muncul, dan bila bila mereka mendapatkan pihak yang memang menginginkan perpecahan di dalam tatanan umat manusia semisal Al-Qaeda, IRA ataupun ETA , hal ini ibarat gayung bersambut. Dengan mudah para Teroris tersebut mendapatkan pion pion baru yang kemudian dijadikan alat untuk menghancurkan kemanusiaan.

Sebuah langkah besar didalam kebijakan Ekonomi Global amat dibutuhkan dalam memerangi Terorisme. Karena bila kemakmuran dan keadilan ekonomi – sosial dapat tercipta dalam demokrasi alias bukan pemaksaan niscaya polapikir dan rasionalism masyarakat akan tercipta dan Terorisme pun akan mati dengan sendirinya. Mengapa ? Karena esence dari ajaran ekstrimisme fundamentalis mereka telah kehilangan nilai jual dan akhirnya mereka akan menjadi kelompok pesakitan yang akan punah dengan sendirinya.


bush_monkey1

Dari Awal Konsep War On Terror ala Bush Memang Sudah Salah

Setelah peristiwa WTC 911 terjadi George W Bush langsung mendeklarasikan bahwa Amerika Serikat memulai perang global melawan terorisme. Tetapi sebenarnya dari awal konsep yang di anut presiden dengan popularitas terburuk dalam sejarah Amerika ini sebenarnya sudah keliru dari awal. Mulai dari kata “Crusade” alias perang salib yang sudah tentu mengingatkan pada pertikaian berbas agama yang melibatkan tiga kubu Islam-Kristen-Yahudi pada abad pertengahan, sehingga memunculkan sentimen agama hingga pemakaian kata “With Me or Against me” menunjukan sikap pemaksaan sekaligus arogansi Amerika Serikat pada masyarakat internasional.

Hal ini membuat komunitas dunia menjadi terpecah antara kelompok yang mendukung global war on terror (meski lebih tepatnya terpaksa mendukung karena faktor ekonomi dan politik) dan kelompok yang skeptis terhadap perang global tersebut. Bahkan tidak sedikit masyarakat tidak saja yang berasal dari timur tengah tetapi juga komunitas terdidik baik yang berasal dari Amerika maupun eropa barat justru menentang global war on terror tersebut. Bukan karena mereka merupakan simpatisan Al-Qaeda seperti kelompok MMI ataupun JI tetapi dikarenakan mereka menganggap apa yang dilakukan Amerika Serikat tersebut justru erat dengan nuansa pemaksaan, intervensi dan Arogansi berbau Ekonomi.

Pertanda Baik Global War on Terror : Tergulingnya Rezim Teroris Taliban

Meski oprasi penghancuran kelompok Teroris Taliban oleh Nato terbilang sukses, ini tidak luput dari dukungan kelompok Mujahidin Afghanistan dalam hal ini – Aliansi utara yang dahulu dipimpin Ahmad Shah Massoud dan dukungan negara seperti Russia dan Pakistan. Serangan ke Afghanistan sendiri memang masih dapat diterima, selain mendapat dukungan PBB, Nato dan Dunia, rezim Teroris Taliban memang terbukti melindungi kelompok Al-Qaeda dan mereka pun terlibat dalam kejahatan kemanusiaan terutama terhadap kaum wanita dan anak anak.

Titik Balik Kegagalan War On Terror Terjadi Di Iraq

Setelah meraup kesuksesan di Afghanistan, pemerintahan George W Bush memulai propaganda amatiran yang mengatakan bahwa Iraq memiliki senjata pemusnah massal dan juga merupakan negara pelindung Al Qaeda. Jika anda sering menyaksikan Fox News di TV kabel merupakan sebuah rutinitas bagi mereka untuk menciptakan terror kepada warganya sendiri yang terus menerus disuguhi ancaman bahwa Saddam Hussein akan menyerang Amerika Serikat setiap saat. Sayangnya hal tersebut berhasil mempengaruhi sebagian besar rakyat Amerika serikat untuk kemudian mendukung invasi ke Iraq. Sebagai catatan rata rata pendidikan warga negara AS berada jauh dibawah pendidikan penduduk Uni Eropa dan Australia, sebuah fakta yang memaklumi mengapa masyarakat AS mudah dikelabui oleh pemerintahanya sendiri.

Serangan ke Iraq sendiri sebenarnya sudah mendapat tentangan dari masyarakat Internasional. hal ini didasari berbagai faktor baik dari pihak agresor AS dan Iraq. Pertama karena mayoritas negara Nato yang terlibat global war on terror di Afghan menganggap serangan ke Iraq sangat mengada-ada hal ini berimbas pada ketidak setujuan Perancis dan Jerman terhadap agresi ke iraq. Kedua Russia dan China sebagai negara adidaya lainya pun mengecam habis habisan serangan tersebut. Sedangkan dari sudut pandang politik dan Ideologi Iraq, seperti juga Suriah merupakan negara Republik Sosialis sub Sekuler. Sehingga meski kecil rasanya dari segi perinsip saja pemerintahan Saddam Hussein sudah bertentangan dengan Alq aeda. Terlebih negara yang sudah diembargo 10 tahun sudah tidak mungkin melakukan serangan ke negara lain.

Hasilnya bisa ditebak, Setelah pemerintahan Saddam Hussein berhasil di jatuhkan Iraq menjelema menjadi negara tanpa hukum. Gerilyawan Sunni, Syiah, US Army hingga PMC merupakan penguasa Iraq pasca pemerintahan Saddam yang berimbas pada krisis kemanusiaan di Irak.

Akibat Arogansi Amerika Serikat,  Dukungan Sekutu dan Dunia Internasional pun Hilang

Diawali dengan penolakan sekutu terdekat AS, Perancis pada perang Iraq satu persatu negara penopang AS dalam gelobal on terror pun berubah menjadi skeptis. Hal ini dikarenakan arogansi AS bahkan terhadap sekutunya sendiri.

Pelanggaran berulang kali wilayah udara kedaulatan Pakistan dengan dalih mengejar teroris lama kelamaan membuat geram pemerintahan Pakistan terhadap AS. Kegagalan memerangi faksi faksi yang bertikai di Iraq untuk kemudian menuduh Iran sebagai penyokong griliawan semakin memojokan pemerintahan AS yang memang dianggap mencari cari alasan atas kesalahanya. Kejatuhan pemerintahan negara pendukung Serangan ke Iraq seperti partai buruh Tony Blair di Inggris dan Partai Demokrat John Howard di Australia semakin menunjukan bahwa perang di Iraq memang tidak mendapat dukungan bahkan oleh masyaraktanya  sendiri sekalipun. Episode ini pun diakhiri dengan pelanggaran kedaulatan Republik Syria dan kalahnya partai Republik di AS.  Yang berujung pada pergantian rezim…

Older Posts »

Kategori