Nampaknya setelah mendapat sorotan dan tekanan dari presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sendiri, akhirnya pengadilan iran memutuskan untuk membebaskan Roxana dari segala macam tuduhan. Pasalnya pengadilan iran sendiri mengakui bahwa tidak cukup bukti untuk memvonis Roxana dengan tuduhan apapun. Nampaknya hal ini merupakan contoh cukup positif bagi sistem peradilan dimanapun juga. Meski harus melalui intervensi Ahmadinejad langsung nampaknya faktor “kebenaran dan keadilan” mampu mengalahkan “rasa gengsi” lembaga peradilan iran untuk pada akhirnya mengakui bahwa wartawati AS tersebut tidak bersalah. Perang dingin antara AS dan Iran saat iniyang dimotori oleh Obama vs Ahmadinejad mengingatkan kita pada masa perang salib terdahulu dimana King Richard vs Sultan Salahudin, kedua pemimpin mampu bermain cantik dan bertindak ksatria dimana nilai pertempuran dan rules of enggagement mampu dipegang teguh kedua belah pihak dan membuat kisah konflik memiliki romantisme tersendiri.
Oleh: Mbah (‾ϖ‾) Dukun | Mei 11, 2009
(update) Demi Tegakan Hukum, Iran Bebaskan Roxana Saberi
Ditulis dalam Politik
Kebenaran ada dua :
1. Kebenaran menurut universalisme rumus Tuhan.
2. Kebenaran menurut manusia yg sedang berkuasa.
Jika kebenaran sulit dicari dan disimpulkan, minimal lakukanlah kebaikan-kebaikan yg tidak mencelakai orang lain dan diri sendiri.
warm regard
sabdalangit’s web
By: sabdalangit on Mei 22, 2009
at 10:03 am
akankah peradilan di Indonesia bisa bersikap obyektif?
By: ressay on Mei 27, 2009
at 4:04 am
no comment deh!
By: 848 on Mei 27, 2009
at 5:04 pm
Perlu banyak pembenahan, tapi pemerintah bisa lebih maksimal juga seharusnya, walau tidak mudah.
By: McGreggor on Juni 17, 2009
at 3:37 am
hallo bloger, saya bloger baru!!!
tolong ajarin saya ia?
http://adedoank8.wordpress.com/
By: adedoank8 on Februari 21, 2010
at 12:02 pm